SPTMasa adalah sarana yang digunakan untuk melaporkan kegiatan perpajakan dalam satu masa pajak atau bulan. Jenis Surat Pemberitahuan Masa pajak secara umum ada dua jenis, yakni SPT Masa PPh dan Surat Pemberitahuan Masa PPN. Kendati sama-sama dibuat dan dilaporkan setiap masa pajak, keduanya adalah jenis SPT Masa yang berbeda.
C Macam-macam Pengucapan Huruf Hijaiyah Dari sudut pelafalan atau pengucapan, huruf hijaiyah dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : Asma’ul Huruf, sebutan bagi nama-nama huruf.; Musammayatul Huruf, yaitu sebutan cara mengucapkan huruf.; Dalam pengucapan Al Qur’an, pembaca diwajibkan menggunakan musammayatul huruf, kecuali jika
BacaTafsir Surat Qaf ayat 15. Cari apa pun di Al-Qur'an dan pahami kandungannya dengan teknologi pencarian AI dan sumber terpercaya di Learn Quran Tafsir. Tafsir Surat Qaf: 12-15 Sebelumnya mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Samud, dan kaum Ad, kaum Fir'aun dan kaum Lut, dan penduduk Aikah serta kaum Tubba
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Surat Qaf adalah surat yang diturunkan di kota Makkah, maka termasuk dalam golongan surat Makkiyah. Surat yang berisikan 45 ayat ini dimulai dengan huruf Qaf. Hal itu membuat surat ini dinamakan surat Qaf. Surat ini memiliki nama lain yaitu, surat Al-Basiqat. Nama tersebut diambil dari lafaz al-basiqat yang tercantum dalam ayat surat ini. Berikut arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Surat Qaf ayat 1- 22 beserta bacaan arab surat Qaf ayat 1 sampai 22, latin dan 1قۤ ۗوَالْقُرْاٰنِ الْمَجِيْدِ ۖqāf, wal-qur`ānil-majīd"Qaf. Demi Al-Qur'an yang mulia."Ayat 2بَلْ عَجِبُوْٓا اَنْ جَاۤءَهُمْ مُّنْذِرٌ مِّنْهُمْ فَقَالَ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا شَيْءٌ عَجِيْبٌ bal 'ajibū an jā`ahum munżirum min-hum fa qālal-kāfirụna hāżā syai`un 'ajīb"Mereka tidak menerimanya bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir, “Ini adalah suatu yang sangat ajaib.”Ayat 3ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا ۚ ذٰلِكَ رَجْعٌۢ بَعِيْدٌa iżā mitnā wa kunnā turābā, żālika raj'um ba'īd"Apakah apabila kami telah mati dan sudah menjadi tanah akan kembali lagi? Itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin."Ayat 4دْ عَلِمْنَا مَا تَنْقُصُ الْاَرْضُ مِنْهُمْ ۚوَعِنْدَنَا كِتٰبٌ حَفِيْظٌqad 'alimnā mā tangquṣul-arḍu min-hum, wa 'indanā kitābun ḥafīẓ"Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang ditelan bumi dari tubuh mereka, sebab pada Kami ada kitab catatan yang terpelihara baik."Ayat 5بَلْ كَذَّبُوْا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْ فَهُمْ فِيْٓ اَمْرٍ مَّرِيْجٍbal każżabụ bil-ḥaqqi lammā jā`ahum fa hum fī amrim marīj"Bahkan mereka telah mendustakan kebenaran ketika kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau balau."Ayat 6اَفَلَمْ يَنْظُرُوْٓا اِلَى السَّمَاۤءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنٰهَا وَزَيَّنّٰهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوْجٍa fa lam yanẓurū ilas-samā`i fauqahum kaifa banaināhā wa zayyannāhā wa mā lahā min furụj"Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara Kami membangunnya dan menghiasinya dan tidak terdapat retak-retak sedikit pun?"Ayat 7وَالْاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍۙwal-arḍa madadnāhā wa alqainā fīhā rawāsiya wa ambatnā fīhā min kulli zaujim bahīj"Dan bumi yang Kami hamparkan dan Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan di atasnya tanam-tanaman yang indah,"Ayat 8تَبْصِرَةً وَّذِكْرٰى لِكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيْبٍtabṣirataw wa żikrā likulli 'abdim munīb"untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi setiap hamba yang kembali tunduk kepada Allah."Ayat 9وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً مُّبٰرَكًا فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِۙwa nazzalnā minas-samā`i mā`am mubārakan fa ambatnā bihī jannātiw wa ḥabbal-ḥaṣīd"Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen."Ayat 10وَالنَّخْلَ بٰسِقٰتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيْدٌۙwan-nakhla bāsiqātil lahā ṭal'un naḍīd"Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,"Ayat 11رِّزْقًا لِّلْعِبَادِۙ وَاَحْيَيْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًاۗ كَذٰلِكَ الْخُرُوْجُrizqal lil-'ibādi wa aḥyainā bihī baldatam maitā, każālikal-khurụj"sebagai rezeki bagi hamba-hamba Kami, dan Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati tandus. Seperti itulah terjadinya kebangkitan dari kubur."Ayat 12كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوْحٍ وَّاَصْحٰبُ الرَّسِّ وَثَمُوْدُkażżabat qablahum qaumu nụḥiw wa aṣ-ḥābur-rassi wa ṡamụd"Sebelum mereka, kaum Nuh, penduduk Rass dan Tsamud telah mendustakan rasul-rasul,"Ayat 13وَعَادٌ وَّفِرْعَوْنُ وَاِخْوَانُ لُوْطٍۙwa 'āduw wa fir'aunu wa ikhwānu lụṭ"dan demikian juga kaum Ad, kaum Firaun dan kaum Lut,"Ayat 14وَّاَصْحٰبُ الْاَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍۗ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيْدِwa aṣ-ḥābul-aikati wa qaumu tubba', kullung każżabar-rusula fa ḥaqqa wa'īd"dan juga penduduk Aikah serta kaum Tubba. Semuanya telah mendustakan rasul-rasul maka berlakulah ancaman-Ku atas mereka."Ayat 15اَفَعَيِيْنَا بِالْخَلْقِ الْاَوَّلِۗ بَلْ هُمْ فِيْ لَبْسٍ مِّنْ خَلْقٍ جَدِيْدٍa fa 'ayīnā bil-khalqil-awwal, bal hum fī labsim min khalqin jadīd"Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sama sekali tidak bahkan mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru."Ayat 16وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖوَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِwa laqad khalaqnal-insāna wa na'lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh, wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya."Ayat 17اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌiż yatalaqqal-mutalaqqiyāni 'anil-yamīni wa 'anisy-syimāli qa'īd"Ingatlah ketika dua malaikat mencatat perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri."Ayat 18مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌmā yalfiẓu ming qaulin illā ladaihi raqībun 'atīd"Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat."Ayat 19وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُwa jā`at sakratul-mauti bil-ḥaqq, żālika mā kunta min-hu taḥīd"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari."Ayat 20وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِۗ ذٰلِكَ يَوْمُ الْوَعِيْدِwa nufikha fiṣ-ṣụr, żālika yaumul-wa'īd"Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan."Ayat 21وَجَاۤءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَاۤىِٕقٌ وَّشَهِيْدٌwa jā`at kullu nafsim ma'ahā sā`iquw wa syahīd"Setiap orang akan datang bersama malaikat penggiring dan malaikat saksi."Ayat 22لَقَدْ كُنْتَ فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاۤءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيْدٌlaqad kunta fī gaflatim min hāżā fa kasyafnā 'angka giṭā`aka fa baṣarukal-yauma ḥadīd"Sungguh, kamu dahulu lalai tentang peristiwa ini, maka Kami singkapkan tutup yang menutupi matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam." Baca Juga Surat At-Takasur Ayat 1-8 Arab Arti, Kandungan, dan Keutamaan 2. Surat Qaf ayat 23- 45 beserta artinyaHttp//google com/gambar doaBerikut lanjutan bacaan arab surat Qaf ayat 23 sampai 45, latin dan 23رِيْنُهٗ هٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيْدٌۗwa qāla qarīnuhụ hāżā mā ladayya 'atīd"Dan malaikat yang menyertainya berkata, “Inilah catatan perbuatan yang ada padaku.”Ayat 24اَلْقِيَا فِيْ جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيْدٍ alqiyā fī jahannama kulla kaffārin 'anīd"Allah berfirman, “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka Jahanam semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala,"Ayat 25مَنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُّرِيْبٍۙmannā'il lil-khairi mu'tadim murīb"yang sangat enggan melakukan kebajikan, melampaui batas dan bersikap ragu-ragu,"Ayat 26الَّذِيْ جَعَلَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَاَلْقِيٰهُ فِى الْعَذَابِ الشَّدِيْدallażī ja'ala ma'allāhi ilāhan ākhara fa alqiyāhu fil-'ażābisy-syadīd"yang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain, maka lemparkanlah dia ke dalam azab yang keras.”Ayat 27قَالَ قَرِيْنُهٗ رَبَّنَا مَآ اَطْغَيْتُهٗ وَلٰكِنْ كَانَ فِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍqāla qarīnuhụ rabbanā mā aṭgaituhụ wa lāking kāna fī ḍalālim ba'īd"Setan yang menyertainya berkata pula, “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh.”Ayat 28قَالَ لَا تَخْتَصِمُوْا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ اِلَيْكُمْ بِالْوَعِيْدِqāla lā takhtaṣimụ ladayya wa qad qaddamtu ilaikum bil-wa'īd"Allah berfirman, “Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, dan sungguh, dahulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu."Ayat 29مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَآ اَنَا۠ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِmā yubaddalul-qaulu ladayya wa mā ana biẓallāmil lil-'abīd"Keputusan-Ku tidak dapat diubah dan Aku tidak menzalimi hamba-hamba-Ku.”Ayat 30يَوْمَ نَقُوْلُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَـْٔتِ وَتَقُوْلُ هَلْ مِنْ مَّزِيْدٍyauma naqụlu lijahannama halimtala`ti wa taqụlu hal mim mazīd"Ingatlah pada hari ketika Kami bertanya kepada Jahanam, “Apakah kamu sudah penuh?” Ia menjawab, “Masih adakah tambahan?”Ayat 31وَاُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ غَيْرَ بَعِيْدٍwa uzlifatil-jannatu lil-muttaqīna gaira ba'īd"Sedangkan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh dari mereka."Ayat 32هٰذَا مَا تُوْعَدُوْنَ لِكُلِّ اَوَّابٍ حَفِيْظٍۚhāżā mā tụ'adụna likulli awwābin ḥafīẓ"Kepada mereka dikatakan, “Inilah nikmat yang dijanjikan kepadamu, yaitu kepada setiap hamba yang senantiasa bertobat kepada Allah dan memelihara semua peraturan-peraturan-Nya."Ayat 33مَنْ خَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاۤءَ بِقَلْبٍ مُّنِيْبٍۙman khasyiyar-raḥmāna bil-gaibi wa jā`a biqalbim munīb"Yaitu orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pengasih sekalipun tidak kelihatan olehnya dan dia datang dengan hati yang bertobat,"Ayat 34ادْخُلُوْهَا بِسَلٰمٍ ۗذٰلِكَ يَوْمُ الْخُلُوْدِudkhulụhā bisalām, żālika yaumul-khulụd"masuklah ke dalam surga dengan aman dan damai. Itulah hari yang abadi.”Ayat 35لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ فِيْهَا وَلَدَيْنَا مَزِيْدٌlahum mā yasyā`ụna fīhā wa ladainā mazīd"Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada Kami ada tambahannya."Ayat 36وَكَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْنٍ هُمْ اَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوْا فِى الْبِلَادِۗ هَلْ مِنْ مَّحِيْصٍwa kam ahlaknā qablahum ming qarnin hum asyaddu min-hum baṭsyan fa naqqabụ fil-bilād, hal mim maḥīṣ"Dan betapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal mereka lebih hebat kekuatannya daripada mereka umat yang belakangan ini. Mereka pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah tempat pelarian dari kebinasaan bagi mereka?"Ayat 37اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِمَنْ كَانَ لَهٗ قَلْبٌ اَوْ اَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيْدٌinna fī żālika lażikrā limang kāna lahụ qalbun au alqas-sam'a wa huwa syahīd"Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya."Ayat 38وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍۖ وَّمَا مَسَّنَا مِنْ لُّغُوْبٍwa laqad khalaqnas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā fī sittati ayyāmiw wa mā massanā mil lugụb"Dan sungguh, Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak merasa letih sedikit pun."Ayat 39فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوْبِfaṣbir 'alā mā yaqụlụna wa sabbiḥ biḥamdi rabbika qabla ṭulụ'isy-syamsi wa qablal-gurụb"Maka bersabarlah engkau Muhammad terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam."Ayat 40وَمِنَ الَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَاَدْبَارَ السُّجُوْدِwa minal-laili fa sabbiḥ-hu wa adbāras-sujụd"Dan bertasbihlah kepada-Nya pada malam hari dan setiap selesai salat."Ayat 41وَاسْتَمِعْ يَوْمَ يُنَادِ الْمُنَادِ مِنْ مَّكَانٍ قَرِيْبٍwastami' yauma yunādil-munādi mim makāning qarīb"Dan dengarkanlah seruan pada hari ketika penyeru malaikat menyeru dari tempat yang dekat."Ayat 42يَوْمَ يَسْمَعُوْنَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ يَوْمُ الْخُرُوْجِyauma yasma'ụnaṣ-ṣaiḥata bil-ḥaqq, żālika yaumul-khurụj"Yaitu pada hari ketika mereka men-dengar suara dahsyat dengan sebenarnya. Itulah hari keluar dari kubur."Ayat 43اِنَّا نَحْنُ نُحْيٖ وَنُمِيْتُ وَاِلَيْنَا الْمَصِيْرُۙinnā naḥnu nuḥyī wa numītu wa ilainal-maṣīr"Sungguh, Kami yang menghidupkan dan mematikan dan kepada Kami tempat kembali semua makhluk."Ayat 44يَوْمَ تَشَقَّقُ الْاَرْضُ عَنْهُمْ سِرَاعًا ۗذٰلِكَ حَشْرٌ عَلَيْنَا يَسِيْرٌyauma tasyaqqaqul-arḍu 'an-hum sirā'ā, żālika ḥasyrun 'alainā yasīr"Yaitu pada hari ketika bumi terbelah, mereka keluar dengan cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami."Ayat 45نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَقُوْلُوْنَ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍۗ فَذَكِّرْ بِالْقُرْاٰنِ مَنْ يَّخَافُ وَعِيْدِnaḥnu a'lamu bimā yaqụlụna wa mā anta 'alaihim bijabbār, fażakkir bil-qur`āni may yakhāfu wa'īd"Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan engkau Muhammad bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka berilah peringatan dengan Al-Qur'an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku."3. Kandungan surat QafMenghidupkan malam dengan salat malam. michael-burrowsDari 45 ayat yang ada dalam surat Qaf, terdapat beberapa pokok kandungan yang terkandung di dalamnya. Berikut beberapa kandungan yang ada pada surat Qaf Surat Qaf menjelaskan bahwa manusia akan diiringi dengan dua malaikat saat di padang Mahsyar, satu malaikat sebagai pengiring dan satunya sebagai saksi atas perbuatan di dunia Surat ini menjelaskan manusia akan bangkit dari kubur seperti tanah kering yang disiram hujan Menerangkan bahwa Allah lebih dekat dengan manusia daripada urut leher Menjelaskan untuk memperhatikan kejadian di langit dan bumi serta Al-Quran adalah peringatan bagi orang yang takut kepada ancaman Allah Terdapat penjelasan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa 4. Keutamaan surat Qafilustrasi muslim sedang mengaji ProductionsSurat Qaf memiliki 4 keutamaan bagi yang membacanya. Berikut keempat keutamaan dari membaca surat Qaf Membaca surat Qaf akan memperoleh rejeki yang banyak dan dihisab dengan ringan saat di akhirat Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat ini Surat Qaf secara istiqamah di dalam salatnya, baik shalat fardu maupun sunah, maka Allah akan meluaskan rezekinya, Allah akan memberikan buku catatan amal perbuatannya dengan menggunakan tangan kanannya, dan akan menghisabnya dengan hisab yang ringan mudah.” Tsawabul A’mal 144 Sebagai doa supaya dipermudah saat sakaratul maut Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat ini Surat Qaf, maka Allah akan mempermudah sakaratul mautnya, dan barangsiapa yang menulisnya lalu meletakkannya pada orang yang sedang pingsan, maka ia akan tersadar dari pingsannya dan terlindungi dari setan yang menggodanya. Dan jika surat ini ditulis di atas kertas, lalu dimasukkan ke dalam wadah berisi air dan airnya diminumkan kepada seorang wanita yang memiliki sedikit air susu, maka air susunya dapat menjadi banyak.” Tafsirul Burhan, Juz 7 277 Sebagai doa menyuburkan tanaman Surat Qaf dipercaya dapat menyuburkan tanaman. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membaca surat Qaf ayat 1 sampai 11 secara istikamah baik saat salat maupun tidak. Insya Allah dengan begitu, tanaman akan tumbuh dengan subur. Sebagai doa untuk menghilangkan ketakutan, kesedihan dan sakit perut Dalam kitab Al-Misbah disebutkan bahwa barangsiapa yang menulisnya pada lembaran kertas, dan mencelupnya ke dalam air hujan, lalu orang yang takut, orang yang sedih, dan orang yang sakit perut dan mulut meminumnya, maka rasa sakit itu semua akan hilang. Dan jika airnya dibasuhkan ke mulut anak kecil, maka giginya akan tumbuh dengan tanpa rasa sakit. Al-Misbah lil Kafami 611 Baca Juga Surat Al-Mumtahanah Ayat 1-13 Arab Arti, Kandungan dan Keutamaan Demikian arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Qaf ayat 1 sampai 45. Semoga dengan membaca surat ini, bisa membuat kita menyadari bahwa Allah SWT berada sangat dekat dengan kita. Amin.
لَّقَدۡ كُنتَ فِى غَفۡلَةٍ مِّنۡ هَٰذَا فَكَشَفۡنَا عَنكَ غِطَآءَكَ فَبَصَرُكَ ٱلۡيَوۡمَ حَدِيدٌ لَّقَدۡ كُنتَ فِى غَفۡلَةٍ مِّنۡ هَٰذَا فَكَشَفۡنَا عَنكَ غِطَآءَكَ فَبَصَرُكَ ٱلۡيَوۡمَ حَدِيدٌ فَكَشَفۡنَا maka Kami singkapkan فَبَصَرُكَ maka pandanganmu فَكَشَفۡنَا maka Kami singkapkan فَبَصَرُكَ maka pandanganmu Terjemahan Sungguh, kamu dahulu benar-benar lalai tentang peristiwa ini, maka Kami singkapkan penutup matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam. Tafsir "Sesungguhnya kamu sewaktu di dunia berada dalam keadaan lalai dari hal ini yang sekarang menimpa kamu maka Kami singkapkan daripadamu tutupmu maksudnya, Kami lenyapkan kelalaianmu dengan apa yang kamu saksikan sekarang ini maka penglihatanmu pada hari ini tajam" yakni menjadi terang dan dapat melihat apa yang kamu ingkari sewaktu di dunia. Topik
Kondisi ketersingkapan, atau dalam istilah teknis mistik-sufistik dikenal sebagai kasyaf , mungkin adalah satu fenomena yang asing bagi kita, kaum millenial. Bertambah asing seiring kita membaca atau mendengar kisah-kisah sufistik yang lahir dari tokoh agung, sebut saja seperti Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ibn Athaillah al-Sakandari, atau Mbah Kiai Hamid kisah mereka, menjadikan kata kasyaf bagi kita seolah hanya keseakanan. Jangankan untuk mencapai bagaimana kenikmatan kasyaf itu, membayangkannya saja rasanya berat dan mustahil. Jika butuh bukti coba kita bayangkan kalau-kalau ada frasa sulthanul auliya’ milenial, sufi milenial, atau wali milenial. Membacanya saja terasa tidak koheren, terasa muhal frasa itu bisa sesama manusia seharusnya kita punya sedikit saja keberanian untuk mengatakan, hum rijal wa nahnu rijal, mereka manusia kita pun manusia. Tapi lagi-lagi kita akan sadar diri bahwa kita tak setangguh Imam Syafi’i yang kata-katanya lantang menembus waktu dan ruang. Nyaris seluruh waktu beliau adalah keilmuan. Nyaris seluruh waktu kita hanya rebahan. Membayangkan seorang millenial mencuit di lamannya hum rijal wa nahnu rijal’ yang muncul dalam benak justru nyinyir netizen. Rupamu, mblegedesh, hilih ki*** , tidak lama kemudian bermunculan rekam jejak cuitan, like dan benar kita kaum millenial sama sekali tak mungkin mengalami kasyaf? Jika kita merujuk kepada pendapat para mufasir saat menafsirkan QS. Qāf ayat 22 justru kasyaf adalah suatu keniscayaan bagi umat كُنْتَ فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ Sungguh kamu dahulu lalai tentang peristiwa ini, maka Kami singkapkan tutup yang menutupi matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam. Terjemah Kemenag.Syekh al-Maturidi dalam tafsirnya menyatakan, maka Kami singkapkan penutupmu yakni kami singkapkan kesamaran darimu yang mencegah datangnya ilmu dan tajalli mengenai-Nya. Sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam yakni yang dapat menembus, terang, melihat al-Haqq. Beliau mengutip pendapat bahwa kata hadid berasal dari kata al-hiddah yakni ketajaman yang menembus sehingga tiada lagi sesuatu yang tersembunyi. Seakan Dia menghendaki, wallahu a’lam, sesungguhnya saat kau di dunia bodoh mengenai hari dan hal ini, sekarang sungguh Aku telah memperlihatkan dan meyakinkan apa yang dulu kau lihat dalam keadaan al-Thabari menafsirkan sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam, maka kau pada hari ini memiliki pandangan yang tajam. Mengetahui kelalaianmu di dunia. Seseorang memiliki pandangan terhadap sesuatu jika ia memiliki ilmu akan hal tersebut. Pandangan yakni ilmu itu untuk menegaskan bahwa yang dimaksud pandangan pada ayat ini adalah ilmu. Lebih-lebih karena al-Tsa’labi dalam al-Kasyf wa al-Bayan menafsirkan maka Kami singkapkan penutupmu dengan penjelasan dan Kami hilangkan darimu kebutaanmu, Kami lenyapkan tabir darimu hingga kau dapat melihat apa yang terhijab darimu. Sekilas tidak ada yang musykil dari penafsiran al-Tsa’labi ini. Sampai kita bandingkan dengan QS. Taha ayat رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًاIa berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat.”Apa yang dinyatakan al-Tsa’labi menjadi semakin musykil jika kita bandingkan dengan QS. Al-Muthaffifin ayat إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَSekali-kali tidak sungguh mereka pada hari ini benar-benar terhijab dari Tuhan merekaMayoritas mufasir Sunni menafsirkan QS. Al-Muthaffifin ini dengan dibukanya kemampuan untuk melihat Allah bagi orang-orang yang beriman. Sementara orang yang tidak beriman dihijab dari kenikmatan yang dikatakan al-Thabari di atas menjadi signifikan bahwa yang dimaksud pandangan dalam QS. Qaf ayat 22 adalah ilmu bukan penglihatan. Sehingga tidak lagi timbul kesan pertentangan antara ayat-ayat di itu, apa yang dikatakan al-Thabari tersebut berkelindan dengan penafsiran al-Tustari. Dalam tafsirnya al-Tustari menyatakan sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam, yakni pandangan hatimu akan segala hal menembus hingga titik pada pendapat al-Tustari bahwa persayadatan akan nikmat Allah erat kaitannya dengan persaksian akan rahmatnya. Kasyaf berjalin dengan penglihatan hati, bukan mata telanjang. Fragmen dari kasyaf adalah ketika yang ada dalam penglihatan hati hanya Allah dan rahmat-Nya. Mengenai penglihatan hati ini perlu kita kutip aforisme nomor 15 dari Ibn Athaillah,مما يدلك على وجود قهره سبحانه أن حجبك عنه بما ليس بموجود معهSebagian fragmen yang menunjukkan padamu atas wujud keperkasaan-Nya Yang Maha Suci adalah bahwa Dia telah menghijabmu dari-Nya dengan suatu yang tiada mewujud memahami aforisme di atas perlu sedikit kami kutipkan aforisme sebelumnya di mana ibn Athaillah menyatakan bahwa seluruh alam raya adalah gelap dan yang dapat menerangi hanyalah penampakan al-Haqq. Abdul Majid al-Syarnubi mensyarahi aforisme ke-15 ini dengan mengutip Abu Hasan al-Syadzili yang mengatakan, “sungguh kita melihat kepada Allah ta’ala dengan pandangan iman dan keyakinan hakiki.”Aforisme Ibn Athaillah adalah jalan suluk bagi murid mencari hakikat di dunia ini. Posisi kita yang ada di alam ini menjadikan pandangan mata kita terbatas sehingga pencapaian tertinggi adalah kasyaf yakni tersingkapnya mata Qāf ayat 22 menjelaskan bahwa pasca kematian, semua kita akan kasyaf. Namun, kasyaf di akhirat ini sudah terlampau terlambat bagi mereka yang tidak beriman. Orang-orang mukmin di akhirat, dengan demikian, telah sampai pada tingkat kenikmatan nadzar. Sementara orang-orang yang tidak beriman akan dibiarkan kasyaf tanpa dapat kesempatan untuk nadzar. Dalam keadaan menyadari bahwa tiada kasih kecuali dari Allah mereka dibiarkan begitu saja, dilupakan. Apa yang lebih pedih dari dilupakan oleh Yang Maha Menjaga Yang Maha Mengasihi? Wallahu a’lam.
cara mengamalkan surat qaf ayat 22